Musik

Sewindu Merindu, Banda Neira Tumbuh dan Menjadi

Patah tumbuh, yang hilang berganti. Bagi Ananda Badudu (Nanda), Banda Neira adalah segalanya. Kalau Pram harus meniduri wanita eropa untuk dapat keluar dari inferiority complex-nya, maka bagi Nanda, merapal lirik, memainkan musik, dan jalan-jalan bersama Banda Neira adalah jalan keluarnya dari gangguan kepribadian yang menimbulkan perasaan rendah diri, irasional, yang menghambat kekaryaan tersebut. Tidak hanya pada saat manggung, lagu-lagu Banda Neira sering dibawakan secara privat oleh Nanda pada acara kumpul keluarga besar Badudu, yang diceritakan kerap dihadiri 40-50 orang. Lagu-lagu itulah yang menemani momen-momen emosional  bersama keluarga, dari perayaan hingga kehilangan.

Banda Neira adalah proyek iseng bertanggung jawab, seperti yang sering diucapkan Nanda dan Rara Sekar sebelum bubar pada 2016. Dan sebagai pertanggungjawaban, Minggu malam 27 Oktober 2024, Nanda mengumumkan babak baru perjalanan musikal Banda Neira yang menandai berakhirnya masa bubar duo, band, atau apapun itu, dengan merilis single “Tak Apa Akui Lelah”, dan album Tumbuh dan Menjadi yang dijanjikan akan rilis pada 1 November 2024.

“Cukup delapan tahun saya menanggung perasaan bersalah tidak bisa mempertanggungjawabkan karya di hadapan pendengar” ucap Nanda, “Kali ini saya ingin merayakan Banda Neira bersama pendengar. Selagi saya masih hidup. Selagi saya masih bisa,” tambahnya.

Pertimbangan untuk kembali mengembangkan layar Banda Neira mengemuka setelah manggung di festival Pesta Pora 2023. Itulah pertama kali Nanda tampil di panggung besar dengan repertoar yang sepenuhnya lagu-lagu Banda Neira.

“Panggung itu bikin saya kena mental” ucap Nanda, setelah melihat antusiasme pendengar yang ikut serta jadi paduan suara di panggung serta animo penonton yang kemudian menggoyahkan pendiriannya soal situasi Banda Neira.

Sehingga pada akhir 2023 ia memutuskan menjalankan kembali Banda Neira dan kemudian mengumpulkan ide-ide untuk menggarap album baru. Dalam penggarapan tersebut Nanda mengajak Sasha, yang bukan kebetulan sering ikut bernyanyi panggung solo Nanda sebagai vokal latar.

Para penggemar tak perlu bertanya-tanya, sebab kehadiran musisi lain menemani Nanda dalam membawakan Banda Neira ini tidak pertama kalinya. Saat manggung di Pesta Pora Nanda ditemani Monita Tahalea. Pada satu wawancara, Monita menyebutkan terkait manggungnya membawakan Banda Neira bahwa tujuannya bukan untuk menggantikan, tapi untuk terus menghidupi lagu-lagu Banda Neira. “Rara sekar tidak tergantikan, apa yang dia buat di Banda Neira itu pasti akan selamanya melekat di hati penggemar,” Monita bilang.

Banda Neira, Ananda Badudu, Rara Sekar adalah satu kesatuan. Separuh Banda Neira adalah Nanda, Separuhnya lagi adalah Rara. Tanpa salah satunya Banda Neira hanyalah nama.

Keberadaan Sasha sebagai personil baru Banda Neira diterangkan dalam Siaran Pers, bahwa kehadirannya bukan untuk menggantikan Rara, akan tetapi melanjutkan yang telah dikerjakan Rara. “Melanjutkan dengan lagu-lagu yang baru di babak yang baru buat Banda Neira,” kata Sasha.

Sasha didapuk meneruskan Rara setelah Nanda merasa menemui kecocokan secara musikal dan saat dalam progres menulis lagu.

Nanda mengatakan bahwa dari segi tema dan musikalitas, album terbaru Banda Neira ada benang merahnya dengan album Berjalan Lebih Jauh (2013) dan Yang Patang Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016). “Album pertama, kedua, dan ketiga itu seperti sebuah trilogi, dan Tumbuh dan Menjadi (2024) adalah penutup trilogi itu. Ia menutup sekaligus membuka jalan Banda Neira menuju fase yang baru nanti.”

Nanda berharap lagu-lagu Banda Neira bisa jadi latar musikal berbagai momen kehidupan para pendengarnya. “Semua lagi yang saya tulis untuk Banda Neira itu berdasarkan pengalaman personal. Semua jatuh-bangun juga personal. Semoga bisa memberi arti tidak hanya untuk kami, tapi juga semua yang mendengarkan,” kembali mengutip Nanda.

Tumbuh dan Menjadi berisi sembilan lagu, digarap di studio rekaman sejak Mei hingga September 2024. Album yang seluruh lagunya diproduseri oleh Lie Indra Perkasa ini direkam di Studio Gadgadasvara (Tangerang) dan Kua Etnika (Yogyakarta).

Dalam membangun aransemen, Banda Neira melibatkan banyak musisi, di antaranya pianis Gardika Gigih dah Mery Kasiman; penabuh drum Dialog Dini Hari, Deny Surya; solois Eky Rizkani yang dikenal dengan nama panggung reruntuh; penata vokal Ranya Badudi; dan Ruang String Quartet asal Yogyakarta yang beranggotakan Jeremia Kimosabe (cello), Saptadi Kristiawan (biola 1), Oscar Tunes (biola 2), dan Wasita Adi (viola).

Perlu diingat, sesi dengar album Tumbuh dan Menjadi dapat diikuti di instagram @_berjalanlebihjauh dan laman youtube Banda Neira, 31 Oktober pukul 21.00 WIB. Setelahnya akan ada sesi tanya jawab dengan media di spaces X @dibandaneira, 1 November pukul 10.00 WIB.

Selamat berlayar kembali Banda Neira, kemanapun akan berlabuh, agar tidak lagi tersesat. Teruslah  tumbuh dan menjadi. (*)

Foto: @rukiinaraya

Related posts
MusikReportase

Satu + Tiga Hari Patara Fest

MusikReportase

Meladju Kencang, Payakumbuh

Musik

Membincang Rimpang

Musik

Ketika Raze Menjajal Festival Musik Kekinian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *