Musik

Merayakan Perpisahan dengan Sisir Tanah

Saya masih ingat dengan jelas saat pertama kali mengenal Sisir Tanah; ketika kabur saat pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 2018 silam. Saat itu saya kabur ke rumah salah satu senior yang berada di luar kota. Di sana saya dikenalkan pada lagu-lagu Sisir Tanah yang berujung pada jatuh cinta dan berhasil membuat saya mendengarkan lagunya hampir setiap hari. Setelah gagal beberapa kali untuk bertegur sapa, akhirnya pada bulan April 2019, saya dan Sisir Tanah dipertemukan dalam sebuah kegiatan advokasi.

Sisir Tanah adalah nama panggung dari Mas Danto, musisi asal Jogja yang berhasil membuat saya terkagum dengan kepribadiannya yang humble dan tidak menolak untuk saya ajak  ngobrol. Seperti perkenalan pada umumnya, saya memperkenalkan nama. Begitu pun Mas Danto yang tetap memperkenalkan namanya walau sebenarnya saya sudah tahu saya ini sedang berbicara dengan salah satu musisi yang saya kagumi.

Setelah beberapa obrolan ringan, saya memberanikan diri untuk menyampaikan bahwa saya sangat ngefans padanya, namun Mas Danto malah mengatakan suatu hal yang masih saya ingat,

Oalah mba, biasa-biasa saja. Gak usah sampai ngefans. Aku ini orang biasa. Tapi terima kasih loh sudah suka dengan lagu-lagu Sisir Tanah. Nanti kalau ke Jogja, berkabar saja”.

Entahlah, apakah itu suatu bentuk ungkapan terima kasih atau hanya basa-basi perihal tawaran bertemu di Jogja, namun satu hal yang bisa saya jamin adalah Sisir Tanah merupakan salah satu musisi yang sangat sederhana serta rendah hati yang pernah saya temui. Terlepas dari pertemuan tersebut, sekarang saya akan mulai berbicara perihal Sisir Tanah dan lagu-lagunya.

Sisir Tanah awal mulanya muncul di tahun 2010. Pentas pertamanya sekitaran Bulan Oktober di Jakart dengan Bagus Dwi Danto atau Mas Danto di bagian vocal dan gitar serta  Pandu Hidayat di bagian instrumen elektrik. Namun sebenarnya Sisir Tanah hanya terdiri dari satu personel utama yaitu Mas Danto yang sekaligus penulis dari lagu-lagu Sisir Tanah. Dalam wawancaranya di salah satu kanal youtube, terbentuknya Sisir Tanah adalah pilihan dari Mas Danto karena dia memang berkeinginan untuk memilih satu fokusan dalam berseni.

Soal nama, Sisir Tanah adalah ide dari salah satu partner terdekat Mas Danto. Nama ini diambil dari garu, salah satu alat pertanian. Perihal genre, Sisir Tanah sendiri tidak menentukan apa genre mereka, namun banyak orang mengkategorikannya sebagi musik folk.  Album pertamanya lahir pada tahun 2016 (sebelumnya lagunya hanya diupload melalui soundcloud) yang diproduseri oleh LARAS-Studies of Music in Society, sebuah lembaga kajian musik asal Yogyakarta.

Di dalam beberapa konflik agraria, Sisir Tanah kerap muncul sebagai salah satu yang bersolidaritas dan ikut serta mengadvokasi. Mas Danto mengatakan bahwa awal mulanya bisa menjadi seperti itu karena beberapa orang merasa bahwa lagu Sisir Tanah memiliki relevansi dengan gerakan sosial, walau pada awalnya ia tidak secara spesifik meniatkan lagunya untuk tujuan tersebut. Mas Danto menulis lagu karena merasa ada sesuatu yang harus disuarakan.

Namun hal terpenting dari Sisir Tanah adalah mereka memiliki idealisme sendiri. Mereka sangat menolak untuk bermain atau tampil di acara yang disponsori ataupun diundang oleh korporasi yang tidak ramah lingkungan. Karena itu akan sama saja dengan mendukung aksi perusakan lingkungan yang dilakukan oleh korporasi tersebut. Menurut saya, hal ini sesuai dengan semangat yang dibawa oleh Sisir Tanah yang memang banyak bicara perihal alam dan isu lingkungan.

Saya sebagai pendengar dan penikmat lagu (bukan pengamat, ya!), melihat bahwa tiap lagu memiliki ceritanya masing-masing, bisa itu cerita yang berasal dari si penyanyinya atau cerita yang cocok untuk si pendengarnya. Begitupun yang saya rasakan pada lagu-lagu Sisir Tanah yang bagi saya penuh akan kejujuran perihal cinta, kasih sayang dan perjuangan dengan balutan vocal, petikan gitar yang sederhana dan terkadang tiupan harmonika.

Namun perpisahan pun tiba ketika saya membaca postingan Instagram dari Sisir Tanah pada hari Rabu 9 September 2020 yang mengumumkan bahwa proyek musik yang sudah dijalani lebih kurang 10 tahun ini dinyatakan telah selesai. Sedih sudah pasti, karena saya masih setia menantikan karya terbarunya. Namun bagaimanapun, saya tidak memiliki hak untuk menganggu keputusan perihal jalan yang sudah diputuskan oleh Sisir Tanah.

Tulisan singkat mengenai Sisir Tanah serta 5 rekomendasi lagunya ini, adalah cara saya merayaan perpisahan. Oke, berikut beberapa lagu pilihan dari saya untuk para pembaca :

1. Lagu Pejalan

Saat pertama kali mendengarkan lagu ini, saya teringat pada diri saya yang selalu mengkhawatirkan perihal masa depan; akan jadi apa, akan seperti apa dan akan dihabiskan dengan cara apa. Lagu ini membuat saya merenungi suatu hal yaitu menjalani hidup tanpa harus memikirkan alasan untuk berhenti. Lagu ini mungkin juga cocok jika didengarkan oleh sepasang kekasih yang sedang menjalani Long Distance Relationship (LDR), karena liriknya bisa menjadi sebuah penyemangat di saat lelah dengan jarak yang memisahkan dan memberi harapan di saat merasa sia-sia atas semua yang sudah dijalani. Ataupun juga cocok untuk kita semua yang penat akan kehidupan yang makin membingungkan dan tidak tahu harus bagaimana lagi.

2. Kita Mungkin

Bisa jadi lagunya akan terdengar sederhana untukmu, namun menurut saya liriknya sangat mengharukan. Penuh akan perandaian yang menyiratkan banyak makna mengenai keikhlasan dan kasih sayang untuk saling melengkapi sesama manusia, bukan malah saling berlomba perihal siapa-yang-paling-apa.

Sisir Tanah menggunakan perandaian dengan hal-hal yang ada di alam dan dekat dengan kehidupan. Perlahan-lahan, namun pesannya bisa sampai menuju suatu titik dalam hatimu. Saya kehilangan kata untuk menggambarkan mengenai perasaan yang saya dapati saat memutar lagu ini. Kenangan-kenangan masa lalu satu persatu muncul dan berserakan karena tidak sempat untuk disusun dan kehilangan waktu untuk memperbaikinya. Sila sempatkan waktumu barang sebentar untuk mendengarkan lagu ini.

3. Lagu Bahagia

Sesuai dengan judulnya, bagi saya, Lagu Bahagia adalah bentuk dari suatu kebahagiaan yang melibatkan hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Sama seperti lagu Kita Mungkin, Sisir Tanah masih memakai perandaian yang melibatkan alam dan hal yang ada di sekitar kita. Setelah mendengarkan lagu ini, saya pelan-pelan tersenyum pada diri sendiri. Memikirkan tentang hidup yang dijalani dengan penuh harapan serta berjuang untuk mencapai setiap tujuan tanpa memaksakan diri karna kebahagian hidup bisa tetap dirasakan tanpa harus menuruti ego yang ada.

4. Lagu Romantis

Suatu lagu yang pas untuk didengarkan bersama kekasih sambil beristirahat menikmati waktu setelah menjalani hari-hari yang melelahkan. Tentu kamu bisa merasakan cinta dan kasih sayang yang tulus ketika lagu ini terputar. Saya memang belum sempat mendengarkan ini bersama pasangan, mungkin suatu hari nanti akan terlaksana.

Liriknya yang berisikan ajakan sederhana dalam menjalani kehidupan bersama namun romantis, sukses membuat saya terharu; seperti sedang ditujukan dan dinyanyikan khusus untuk saya.

Percayalah, lagu ini tidak akan membuatmu sedih sekalipun kamu tidak memiliki pasangan karena kamu bisa menciptakan imajinasimu sendiri lalu membuatmu berbahagia walau baru sebatas rekaan di dalam kepala. Namun sebenarnya, Mas Danto menulis lagu ini untuk kucingnya yang bernama Damai, yang sudah diadopsi sejak bayi dan setelah diperiksa ke dokter, ternyata kedua bola mata kucing itu sudah buta. Mas Danto juga menyebutkan bahwa tentu saja ia tidak bisa mendikte pendengar perihal lagu yang ia ciptakan, karena bisa jadi, Lagu Romantis akan mendapatkan makna yang berbeda lagi untuk para pendengarnya. Salah satunya saya dan bisa jadi juga kamu.

5. Lagu Hidup

Lagu yang satu ini merupakan lagu yang berhasil menempati posisi pertama dari 30 Lagu-Lagu Indonesia Terbaik Satu Dekade Terakhir pada tahun 2019 versi VICE. Dan tentunya saya sangat sepakat dengan posisi serta kategori tersebut. Seperti judulnya, saya melihat bahwa lagu ini berbicara perihal hidup. Di dalam kehidupan ini, kita tidak bisa terlepas dan selalu membutuhkan hal-hal yang ada di alam semesta ini dan Lagu Hidup mengingatkan kita untuk mengakui hal tersebut.

Terkadang, kita sebagai manusia abai untuk memperhatikan alam di sekitar dan tidak mau merawat sebagaimana mestinya. Selain itu, lagu ini menyampaikan pesan perihal kepedulian kita terhadap sesama manusia yang seharusnya bisa saling melindungi dan berani melawan setiap ketamakan yang dilakukan oleh manusia lain terhadap alam ataupun terhadap sesama manusia.

Selain bisa didengarkan oleh kita semua, sepertinya lagu ini akan sangat cocok jika didengarkan oleh mereka yang serakah binti tamak dalam mengambil paksa tanah dari para petani untuk kepentingan korporasi atau bisa dikumandangkan saat penghadangan oleh aparat terhadap masyarakat yang membela haknya. Karena lagu ini penuh akan cinta, kasih sayang dan perjuangan, siapa tahu para orang serakah itu akan tersentuh; itupun jika mereka masih memiliki sedikit ruang dalam hatinya. Bukankah lagu juga sarana perjuangan dan bisa menyentuh hati yang mendengarkannya?

Dengarkanlah lagu ini sebelum dianggap dan dituduh subversif  oleh pemerintah yang sedikit-sedikit melarang ini itu tanpa mau mencoba mengerti makna dan pesan yang disampaikan. Mengutip ucapan Mas Danto saat pertemuan kami tanggal 27 April 2019 “Selemah-lemahnya iman, inilah salah satu perjuangan yang bisa dilakukan”.

Sekian 5 lagu pilihan dari Sisir Tanah untuk para pembaca yang saya harap selalu dalam keadaan berbahagia. Apapun yang saya tulis mengenai penggambaran perasaan dari lagu di atas bukanlah suatu hal mutlak. Ini hanyalah sebuah pendapat pribadi yang sesuai dengan apa yang saya rasakan saat mendengarkan lagu tersebut. Dan seperti tulisan sebelumnya, saya tidak mencantumkan lirik di dalam tulisan ini karena tujuan saya agar pembaca mau untuk mendengarkannya secara langsung dan merasakannya sendiri, entah itu akan sama atau berbeda dari apa yang saya coba gambarkan.

Nama Sisir tanah memang sudah ditanggalkan oleh Mas Danto, namun karya-karyanya akan tetap didengarkan dan dinyanyikan. Begitu juga dengan segala pesan, harapan, cinta, kasih sayang dan perjuangan dalam lagu-lagunya yang akan terus ada sepanjang masa.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Sisir Tanah untuk segala karyanya dan selamat mendengarkan 5 lagu pilihan ini untuk kamu semua. Sehat-sehat selalu! (*)

Editor: Randi Reimena

Ilustrasi oleh Talia Bara

Related posts
Musik

Sewindu Merindu, Banda Neira Tumbuh dan Menjadi

MusikReportase

Satu + Tiga Hari Patara Fest

MusikReportase

Meladju Kencang, Payakumbuh

Musik

Membincang Rimpang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *