Artikel Terjemahan

Mark Twain, Sastrawan dan Politik Radikal

“Siapakah penindas? Mereka yang sedikit jumlahnya. Siapakah yang tertindas? Mereka yang banyak jumlahnya.”

Tidak terhitung banyaknya penulis Amerika yang memiliki sisi radikal dalam pandangan politik mereka, dari Harriet Beecher Stowe hingga John Steinbeck, tetapi hanya sedikit yang lebih radikal daripada Mark Twain (1835-1910).

Twain lahir dengan nama ‘Samuel Langhorne Clemens’ di Missouri – 185 tahun yang lalu. Twain telah memiliki akar politik radikal sejak dari usia muda-nya.

Akar Radikal Twain 

Ketika ia mendapat pekerjaan dibidang percetakan pada tahun 1850-an, Ia pindah melintasi Amerika Serikat dari New York ke St. Louis. Di sana, Twain bergabung dengan Serikat Tipografi Internasional.

Sejak saat itu ia telah menjadi anggota serikat hingga akhir hayatnya. Mendukung Knights of Labor dan menggambarkan serikat buruh sebagai sesuatu yang menakjubkan seperti yang Ia tulis di Life on the Mississippi.

Ia menikahi aktivis liberal, Olivia Langdon, yang membuat Twain memiliki koneksi dengan kalangan radikal yang lebih luas: “kaum sosialis, kelompok ateis, aktivis hak-hak perempuan dan kesetaraan sosial” sebagaimana yang ia gambarkan. Twain juga bergabung dengan gerakan abolisionis bersama dengan tokoh-tokoh seperti Frederick Douglass dan Harriet Beecher Stowe.

Seorang Yankee Connecticut dengan Semangat Aktivisme 

Twain adalah tetangga Beecher Stowe di Connecticut selama beberapa tahun, tempat dimana ia menulis karya klasik-nya seperti The Adventures of Tom Sawyer, A Connecticut Yankee, dan Huckleberry Finn.

Aktivisme Twain untuk kesetaraan ras terus berlanjut pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Dia pernah menulis, dengan emosional, tentang Proklamasi Emansipasi bahwa, “Proklamasi Lincoln tidak hanya membebaskan budak kulit hitam, tetapi juga membebaskan orang kulit putih.”

Pada tahun-tahun terakhirnya, Twain berhasil membujuk badan legislatif negara bagian Connecticut untuk memberikan suara pensiun kepada Prudence Crandall, seorang pedagog dan aktivis radikal de-segregasionis.

Ia juga mengutuk rasisme terhadap buruh Tionghoa di AS. Juga, Twain sudah lama menjadi pendukung hak pilih kaum perempuan di AS.

Dalam pidatonya yang terkenal pada tahun 1901 yang mendukung gerakan hak pilih, ia menyebutkan: “selama dua puluh lima tahun saya telah menjadi pejuang hak-hak perempuan… Saya ingin melihat saatnya tiba ketika perempuan akan menjadi bagian dalam merancang undang-undang. Saya ingin melihat hak pilih itu, hak pilih, berada di tangan perempuan.” 

Dengan keberanian yang langka bahkan di antara kaum radikal progresif di AS, Mark Twain juga menentang kebijakan luar negeri AS yang agresif di saat tahun-tahun terakhirnya. Ia menjadi kritikus yang paling tajam menentang imperialisme AS dalam konteks perang represif Amerika di Filipina (1899-1902).

Walaupun Ia sebelumnya pernah memberikan dukungan terhadap ekspansi AS, Twain menulis pada akhir tahun 1900 bahwa, “Saya ingin elang Amerika terbang tinggi ke Pasifik. Mengapa tidak melebarkan sayapnya di atas Filipina, tanya saya pada diri sendiri? Namun, saya telah berpikir lebih jauh, sejak saat itu, dan saya telah melihat bahwa kita tidak bermaksud untuk membebaskan, tetapi untuk menaklukkan orang-orang Filipina. Kita pergi ke sana untuk menaklukkan, bukan untuk menebus.”

Melawan opini arus utama saat demam perang Amerika, Twain menulis prosa yang menyentuh, The War Prayer, di mana ia mencela perang sebagai sesuatu yang bertentangan dengan prinsip dasar moralitas Kristen – yang kemudian tidak satu pun publikasi menerbitkannya

Tetapi, enam puluh tahun kemudian, ketika pemerintah AS kembali bergerak di Asia, gerakan menentang Perang Vietnam, para aktivis anti-perang saat itu memuat kembali The War Prayer Twain dan menerbitkannya.

Selain sebagai tokoh sastra terkemuka, Mark Twain tidak diragukan lagi merupakan salah satu tokoh publik yang paling bergairah dalam politik dan sangat progresif dalam sejarah Amerika modern – sebuah inspirasi bagi kita semua.

 

Tulisan ini merupakan terjemahan dari artikel dengan judul The Radical Politics of Mark Twain. Diterjemahkan untuk tujuan pendidikan non-komersil.

 

Related posts
Artikel Terjemahan

Kesadaran Politik Kaum Tani di Sumatera Barat: Analisis Ulang Atas Pemberontakan Komunis 1926 (Bagian II)

Artikel Terjemahan

Kesadaran Politik Kaum Tani di Sumatera Barat: Analisis Ulang Atas Pemberontakan Komunis 1927 (Bagian I)

Artikel Terjemahan

Menimbang Pemberontakan PRRI Sebagai Gerakan Kaum Tani Sumatera Barat

Artikel Terjemahan

Satu Abad Paulo Freire

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *