Artikel

Make Love, Not War! : Sebuah Pesan Untuk Perdamaian

all we are saying, give peace a chances..” – John Lennon

Pada Hari Jumat Tanggal 3 januari 2020, serangan rudal Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad atas perintah langsung Presiden Donald Trump menewaskan rombongan yang berisi Panglima Garda Revolusi Iran, Qassem Soelaimani. Pembunuhan atas Panglima Garda Revolusi Iran ini memicu memanasnya konflik antar kedua negara.

Iran tidak tinggal diam atas peristiwa yang menewaskan Jenderal mereka tersebut. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khomenei telah mengumumkan tiga hari berkabung atas kematian Soelaimani, dan mengisyrakatkan balas dendam kepada AS atas kejadian tersebut dengan potensi perang antar negara. #WorldWarIII -pun menjadi trending di jagad dunia maya.

****

Make Love, Not War”. Slogan tersebut terpampang dalam poster-poster pada saat dilaksanakannya aksi protes terhadap kebijakan perang di Vietnam dan intervensi militer Amerika Serikat di Asia Tenggara oleh sekelompok pemuda pada tahun 1960’an.

Gerakan anti perang yang digalang oleh puluhan ribu pemuda AS pada periode 60’an tersebut adalah bentuk protes kaum muda atas diberlakukan kebijakan Perang Vietnam yang mengirim pemuda-pemuda Amerika Serikat untuk ikut berpartisipasi dalam intervensi militer AS di Vietnam, dan juga alokasi anggaran yang sangat besar untuk kebutuhan perang tersebut yang didapatkan dari potongan pajak masyarakat. Protes atas hal tersebut tidak hanya dilakukan di jalanan. Salah satu gerakan kampanye anti-perang yang dipopulerkan oleh pasangan John Lennon dan Yoko Ono menjadi salah satu pelopor aksi perdamaian pada saat itu.

Pasangan tersebut menggagas gerakan bed-in for peace, yaitu aksi perdamaian yang dilakukan dengan cara berdiam dan tidak beranjak dari kasur selama satu minggu. Bagi mereka, aksi tersebut merupakan cara yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian keseluruh dunia.

John Lennon dan Yoko Ono menggelar aksi tersebut di dua tempat yang berbeda, yaitu di Hotel Hilton, Belanda dan di Fairmont The Queen Elizabeth, Kanada. Dalam mekanisme pelaksanaan aksinya, kedua pasangan tersebut mengundang pers untuk masuk ke kamar mereka, kemudian melalui media massa John Lennon dan Yoko Ono akan mengungkapkan pandangan mereka tentang perdamaian dan pesan ajakan mereka untuk perdamaian.

Pada aksi bed-in for peace, mereka juga menyampaikan bahwa lebih baik tetap berada di tempat tidur dan memanjangkan rambut demi perdamaian daripada harus terlibat dalam perang. John Lennon juga merilis lagu yang berjudul Imagine dan kemudian dikenal sebagai theme song gerakan perdamaian di dunia.

Keterlibatan pemerintah Amerika Serikat dalam Perang Vietnam tidak mendapatkan respon yang positif dari masyarakatnya. Hal tersebut dibuktikan dengan mayoritas masyarakat yang  –tidak hanya pemuda– ikut berpartisipasi dalam aksi perdamaian tersebut.

****

Pada saat ini, perang tidak lagi menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah yang terjadi antar negara. Dampak nyata dari Perang Dunia Kedua adalah hancurnya perekonomian dunia, puluhan juta nyawa melayang yang sebagian besar adalah masyarakat sipil , dan biaya perang yang sangat mahal, membuat pemenang perang saat itu yaitu pihak sekutu, mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa kemudian melahirkan Deklarasi Hak Asasi Manusia untuk menjadi wadah bersama antar negara di dunia dan dapat meredam konflik bersenjata yang terjadi antar negara. Pada era modern, diruntuhkannya tembok berlin yang kembali menyatukan jerman barat dan jerman timur, menjadi salah satu simbol kebebasan dan kemajuan serta harapan dalam kelangsungan peradaban manusia.

Ketegangan yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat pasca terbunuhnya Qassem Soelaimani dapat menjadi pemantik untuk memicunya perang antar negara yang nantinya tidak hanya melibatkan kedua negara tersebut, akan tetapi juga akan melibatkan sekutu masing-masing negara. Lalu pergesakan yang terjadi berpotensi dapat memicu kembali memanasnya konflik sektarian di Timur Tengah. Perang Dunia ketiga berada di depan mata.

Apabila Perang Dunia Ketiga benar-benar terjadi, hal tersebut akan menjadi titik balik serta kemunduran bagi peradaban manusia. Hal tersebut akan membuat hancurnya harapan yang telah disematkan pasca runtuhnya tembok berlin dan memperlihatkan bagaimana manusia tidak pernah belajar dari apa yang telah mereka perbuat pada Perang Dunia Kedua. Pada akhirnya perang yang diciptakan manusia hanya akan menghancurkan peradaban manusia itu sendiri. Serta dalam perang tidak akan ada pemenang karena yang tersisa sehabisnya hanyalah luka.

Saat ini, dengan segala permasalahan nyata yang mengancam peradaban manusia yang ada di dunia, terutama climate change, global warming, kemiskininan, dan kelaparan sudah seharusnya manusia bersama-sama mencarikan solusi atas permasalahan tersebut untuk keberlangsungan kehidupan manusia yang lebih baik. Seperti dalam serial televisi fiksi Game of Thrones, ketika masing-masing Kerajaan tengah mempersiapkan perang antar mereka untuk menduduki takhta (Thrones), sosok Jon Snow muncul dengan memberikan penjelasan bahwa masing-masing kerajaan harus berhenti berperang satu sama lain, karena ancaman nyata telah berada dihadapan mereka, yaitu “winters is coming”.

Dengan begitu, semakin memanasnya isu politik internasional, tidak ada salahnya kita kembali mengkampanyekan gerakan anti-perang make love, not war yang lakukan oleh pemuda-pemuda Amerika Serikat sekitar enam puluh tahun yang lalu. Kembali mengingatkan dunia bahwa perang hanya akan meninggalkan luka, dan mengingatkan dunia untuk dapat membuat peradaban manusia yang lebih humanis dan penuh cinta.

 

Editor: Hemi Lavour

Ilustrator: Talia Bara

Related posts
Artikel

Biennale yang Dikecam, Diamuk, dan Dirindukan: Telaah Arsip 50 Tahun Jakarta Biennale (Bagian Pertama) 

Artikel

Apakah Kita Masih Perlu Partai Hari Ini?

Artikel

“Mahaden”: Menjembatani Subjek dan Etnografi

Artikel

Orkes Taman Bunga dan Narasi Timpang WTBOS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *